TORAJA--Suasana sakral dan penuh kekhidmatan menyelimuti Tongkonan Tirrik Lada, Rabu (10/7/2025) pagi.

Di rumah adat yang terletak di Panggala, Toraja Utara itu, Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) menggelar ibadah syukur sebagai bentuk penghormatan terhadap Pahlawan Nasional Pongtiku.

Ibadah syukur ini menjadi momen istimewa karena untuk pertama kalinya digelar oleh PMTI dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional Pongtiku yang jatuh setiap tanggal 10 Juli.

Dipimpin langsung Ketua Umum PMTI, Mayjen TNI (Purn) Silvanus Lumba, ibadah ini tak hanya menjadi wujud penghormatan terhadap sang pahlawan, tetapi juga ajang refleksi terhadap nilai-nilai perjuangan dan kearifan lokal yang diwariskan oleh Pongtiku.

"Saya bersyukur, hari ini kita bisa bersama-sama mengadakan ibadah syukur di tempat bersejarah ini. Sebagai cucu dari Pongtiku, saya merasa bangga karena perjuangannya kini dikenang oleh generasi Toraja dan bangsa Indonesia," ujar Silvanus Lumba.

Silvanus yang kini menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara menyebut ibadah syukur ini sebagai langkah awal untuk memperkuat semangat persatuan masyarakat Toraja, baik yang berada di kampung halaman maupun yang tersebar di berbagai daerah.

Tongkonan Tirrik Lada dipilih sebagai lokasi ibadah karena menjadi tempat kelahiran Pongtiku. Lebih dari sekadar rumah adat, tongkonan ini menyimpan nilai historis dan simbolik yang mendalam.

Nama Tirrik Lada sendiri berasal dari bahasa Toraja, yang berarti bambu kecil berisi cairan cabai, senjata sederhana yang digunakan Pongtiku dalam melawan penjajahan Belanda.

"Nama Tirrik Lada melambangkan perlawanan yang cerdas dan penuh perhitungan. Pongtiku tidak hanya berani, tapi juga strategis dalam menghadapi lawan. Nilai-nilai itulah yang ingin kita wariskan kepada generasi muda Toraja,” tambah Silvanus.

Acara ibadah syukur ini juga dihadiri sejumlah tokoh nasional asal Toraja. Di antaranya Kepala BPBD Sulawesi Selatan, Amson Padolo, serta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Brigjen Pol (Purn) Frans Barung Mangera.

Hadir juga Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong bersama sejumlah kepala OPD.

Kehadiran para tokoh ini menunjukkan tingginya penghargaan terhadap perjuangan Pongtiku yang telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Selain itu, acara ini menjadi momentum strategis untuk mempererat jaringan dan sinergi masyarakat Toraja di tingkat lokal maupun nasional.

Tak hanya ibadah, peringatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan kesenian daerah dari masyarakat setempat. Tarian-tarian tradisional, musik bambu, dan lagu-lagu daerah menyatu dalam satu panggung budaya yang menggambarkan kekayaan identitas Toraja.

Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga nilai budaya dan sejarah lokal.

PMTI berharap ke depan peringatan Hari Pahlawan Pongtiku dapat dijadikan agenda tahunan berskala nasional.

"Kita harus terus mengangkat sejarah dan kebudayaan Toraja ke tingkat yang lebih tinggi. Pongtiku adalah bagian dari sejarah nasional, dan peringatan ini menjadi panggung untuk memperkenalkan nilai-nilai Toraja ke seluruh Indonesia," pungkas Ketua Umum PMTI.*